Laporan Praktikum Genetika
Acara III
HUKUM MANDEL II
Rio Setya Bayu
NPM : E1J011051
Shift: 2. Rabu (14.00-16.00)
Kelompok : 2
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
==================================
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum mandel 2 adalah persilangan antara dua tetua yang mempunyai dua sifat beda (dihibrid). Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya (Suryati, Dotti.2011). Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotif adalah penampakan/ perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Genotif adalah susunan genetik dari suatu inidividu yang ada hubungannyadengan fenotif; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda huruf (Fandri.2008).
1.2 Tujuan Praktikum
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum mandel pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2012 pukul 14.00-16.00 Wib. Bertempat di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
2.2 Alat Dan Bahan
- Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
- 1. Model gen (kancing genetik) 4 warna
- 2. Dua buah stoples
2.3 Cara Kerja
- Ambil sepasang gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
- Bukalah pasangan gen tersebut di atas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisah gn pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
- Tentukan kombinasi genotype yang terbentuk pada F1.
- Buatlah pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.
- Buatlah model gamet yang sama seperti di atas (langkah 4). Masing-masing 16.
- Delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) masukkan kedalam stoples 1 dan 8 pasangan lagi ke stoples II. Kocok atau aduk sehingga bercampur dengan baik.
- Secara serentak dan acak, ambil model gamet dari masing-masing stoples tersebut, lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
- Catat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
- Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Nisbah pengamatan fenotipe
Fenotipe | Genotipe | Frekuensi Genotipe | Rasio Fenotipe | ||
32 X | 64 X | 32 X | 64 X | ||
Bulat-Kuning | BBKK | 2 | 5 | 18 | 37 |
BBKk | 4 | 10 | |||
BbKK | 8 | 8 | |||
BbKk | 4 | 14 | |||
Bulat-Hijau | BBkk | 3 | 5 | 8 | 13 |
Bbkk | 5 | 8 | |||
Keriput-Kuning | bbKK | 1 | 1 | 5 | 9 |
bbKk | 4 | 8 | |||
Keriput-Hijau | bbkk | 1 | 5 | 1 | 5 |
Total | 32 | 64 | 32 | 64 |
Tabel 2. Perbandingan/ nisbah Fenotipe pengamatan/ observasi (O) dan Nisbah harapan/teoritis/expected (E)
Fenotipe | Pengamatan | Harapan | Deviasi | |||
32 X | 64 X | 32 X | 64 X | 32 X | 64 X | |
Bulat-Kuning | 18 | 37 | 18 | 36 | 0 | 1 |
Bulat-Hijau | 8 | 13 | 6 | 12 | 2 | 1 |
Keriput-Kuning | 5 | 9 | 6 | 12 | -1 | -3 |
Keriput-Hijau | 1 | 5 | 2 | 4 | -1 | 1 |
Total | 32 | 64 | 32 | 64 | 0 | 0 |
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil yang telah didapatkan pada persilangan dihibrid yaitu dua sifat beda dengan menggunakan kancing genetik yang berjumlah empat warna dengan warna merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput (Anonim.2010). Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) sebagai pembawa sifat untuk warna biji hijau. Setelah dipilih secara acak untuk frekuensi genotype sebanyak 32 x, didapatkan fenotipe :
Bulat-Kuning dengan genotype : (BBKK) :2, (BbKK) :8, (BBKk) :4, (BbKk) :4
Bulat-hijau dengan genotype : (BBkk) :3, (Bbkk) :5
keriput-Kuning dengan genotype : (bbKK) :1, (bbKk) :4
Keriput-hijau dengan genotype : (bbkk) :1
Jadi, didapatkan rasio fenotipe secara berurutan, yaitu : 18 : 8 : 5 : 1 dengan total 32.
Untuk pemilihan secara untuk frekuensi genotype sebanyak 64 x, maka didapatkan fenotipe :
Bulat-Kuning dengan genotype : (BBKK) :5, (BbKK) :8, (BBKk) :10, (BbKk) :14
Bulat-hijau dengan genotype : (BBkk) :5, (Bbkk) :8
keriput-Kuning dengan genotype : (bbKK) 1, (bbKk) :8
Keriput-hijau dengan genotype : (bbkk) :5
Jadi, didapatkan rasio fenotipe secara berurutan, yaitu : 37 : 13 : 9 : 5 dengan total 64.
Setelah hasil semua pengamatan telah didapatkan, maka selanjutnya kita melakukan perbandingan dengan cara setiap pengamatan yang kita lakukan dikurang angka harapan pada setiap percobaan masing-masing sebanyak 32 x dan 64 x, maka didapatlah hasil deviasi.
Hasil rasio fenotipe/pengamatan yang telah didapatkan tadi secara berurutan, maka didapatkan:
· Untuk frekuensi genotype 32 x
Fenotipe : Pengamatan – Harapan = Deviasi
Bulat-Kuning : 18 – 18 = 0
Bulat-hijau : 8 – 6 = 2
keriput-Kuning : 5 – 6 = -1
keriput- hijau : 1 – 2 = -1
Totalnya, didapatkan dengan cara menjumlahkan setiap hasil deviasi sehingga hasilnya 0.
· Untuk frekuensi genotype 64 x
Fenotipe : Pengamatan – Harapan = Deviasi
Bulat-Kuning : 37 – 36 = 1
Bulat-hijau : 13 – 12 = 1
keriput-Kuning : 9 – 12 = -3
keriput- hijau : 5 – 4 = 1
Totalnya, didapatkan dengan cara menjumlahkan setiap hasil deviasi sehingga hasilnya 0.
Dari hasil percobaan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa frekuensi Fenotipe untuk percobaan 32X=18:8:5:1, dan untuk percobaan 64X=37:13:9:5 mendekati angka rasio fenotipe hukum mandel 2 yaitu 9:3:3:1.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Hukum mandel 2 disebut perkawinan dua tetua yang mempunyai dua sifat beda (diploid).
- Rasio fenotipe persilangan dihibrid, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Walaupun dalam percobaan ini hasilnya tidak sama persis, tetapi hasilnya hampir mendekati.
- Total deviasi untuk semua frekuensi genotype 32 x dan 64 x hasilnya 0. Ini membuktikan bahwa informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi yang akan dibentuk, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.
- Pada persilangan dihibrid, kromosom berpasangan secara bebas dapat dijelaskan dan hanya berlaku pada persilangan dihibrida yang hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan, jika gen berdekatan, maka tidak berlaku.
- Gen yang bersipat dominant akan menutupi gen yan g bersipat resesip. Tujuan dari persilangan dua sipat beda adalah untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karekter tersebut.
5.2 Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah diberikan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat praktikum berlangsung praktikan harus memperhatikan apa yang di jelaskan oleh dosen dan coass.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut ?
Jawaban
Kombinasi yang muncul dari persilangan ini adalah 9, yaitu BBKK, BBKk, BbKK, BbKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk, bbkk.
2. Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh ?
Jawaban
Pada rasio fenotipe 32 x.
· Bulat-Kuning : 18
· Bulat-hijau : 8
· Keriput-Kuning : 5
· Keriput-hijau : 1
Pada rasio fenotipe 64 x.
· Bulat-Kuning : 37
· Bulat-hijau : 13
· Keriput-Kuning : 9
· Keriput-hijau : 5
3. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan di atas dengan kejadian di alam nyata ?
Jawaban
Persilangan dihibrid adalah persilangan dua tetua yang mempunyai sifat beda. Tujuan dari persilangan ini adalah mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter gen tersebut. Dalam kehidupan, prinsip persilangan ini sangat berperan penting dalam kehidupan bahwa setiap individu yang memiliki dua pasang atau dua sifat, maka sifat tersebut dapat diturunkan secara bebas dan tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain dan ini membuktikan bahwa di dalam kehidupan, setiap organisme yang memiliki sifat atau gen berbeda tidak akan saling mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Hukum Mandel II. http://wikipedia.com/hukum_pewarisan_mendel.html
Fandri.2008. Hukum Mandel II. http://samudra's_blog/fandri/hukum-mendel-1.html
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan lupa tinggalkan jejak di blog ini.
Posting Komentar